Ada banyak jalan ke Roma. Demikian juga dengan prestasi, tak
terhitung jalan untuk menggapainya. Prestasi
dalam dunia kampus, mungkin bisa digolongkan menjadi dua golongan besar,
prestasi akademis dan non akademis.
Jelas, prestasi akademis
menuju pada tingkat kemampuan mahasiswa dalam kegiatan perkuliahan. Indeks
prestasi menjadi standar umum. Namun, indeks prestasi (IP atau IPK) tidak
mutlak berlaku dalam lingkup kampus saja.
Kemampuan mahasiswa dalam bidang akademis tentunya bisa
dikompetisikan dalam bidang aplikasi
ilmu pengetahuan. Misalnya, kompetisi
ilmiah tingkat mahasiswa.
Dengan indeks prestasi tinggi, mahasiswa juga bisa merebut gelar
mahasiswa berprestasi. Efek positif lainnya, mahasiswa bisa menggaet beasiswa dengan
lebih mudah dibandingkan mahasiswa yang tergolong biasa-biasa saja. Di banding
non akademis banyak peluang yang bisa
dijadikan medium menjadi seorang juara.
Bagaimana caranya? Memahami hal itu, di tiap universitas pun muncul
UKM, mulai dari UKM basket, UKM Berkuda, UKM Tari, dll. Bahkan di tingkat
jurusan pun berbeda. Jika mahasiswa ingin mempelajari organisasi secara
mendalam, mahasiswa bisa bergabung dalam Himpunan Mahasiswa, Badan Ekslusif
Mahasiswa (BEM)
Tidak ada salahnya aktif berorganisais di kampus atau mengikuti
UKM. Banayak manfaat yang bisa diambil. Selain bertemu teman-teman baru (barang
kali jodoh) mahasiswa juga akan mendapartkan pengalaman baru, menggali potensi
diri, sekaligus mencarai peluang untuk melangkah menuju prestasi.
Reward terbesar yang diterima seorang mahasiswa tentunya adalah
berupa beasiswa. Jalur menuju beasiswa
akan semakin lapang. Demikian pula dengan tawaran pekerjaan dari berbagai
perusahaan maupun pemerintahan yang terus bergulir.
Selain itu, jika mahasiswa berani melangkahkan kaki dan maju menuju
kompetensi, itu artinya dia sudah mengantongi kemenangan terbesar, yaitu
melawan kekauatan pada diri sendiri.
Belum menggapai kemenangan pun tak apa. Namun saat berkompetisi , mental
yang tahan uji telah terbentuk.
Mahasiswa yang dihantam dengan berbagai kegiatan justru akan lebih
tahan banting dari pada yang sama sekali belum gagal. Namun, ambisi untuk
meraih prestasi sebaiknya terus dijaga. Sebab, kemenanagan merupakan buah manis
dari setiap perjuanagn. Kemenangan yang diperoleh mahasiswa pun tidak hanya
bisa dinikmati diri sendiri, tetapi juga bisa mengajar ke orang lain.
Di mata dosen, seorang mahasiswa berprestasi pun akan dinilai
lebih. Namun, pestasi bukan hanya sekadar mengukir gelar atau nama besar.
Prestasi yang dikumpulkan mahasiswa tentunya menjadi bekal saat terjun dalam
masyarakat. Serangkaian tanggung jawab mengiringi. Nsmun, tak masalah. Sebab
mahasiswa yang berkompetisi umumnya memilki mental baja.
Sumber: Kompas/Klasika/Selasa, 29 Mei 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar