Selasa, 26 Juni 2018

Pendidikan Dalam Genggaman Millenial



Pendidikan Dalam Genggaman Millenial

            Beberapa waktu yang lalu, Divisi Pers dan Jurnalistik Hima Dilogi UNY berkesempatan untuk berbincang dengan orang nomor satu di UNY, Bapak Sutrisna Wibawa alias sang rektor kekinian yang konon begitu lekat dengan teknologi ‘zaman now’, layaknya anak-anak muda sekarang beliau juga  aktif di dalam bersosial media, dalam akun instagramnya beliau seringkali membagikan postingan-postingan terkait pendidikan itu sendiri namun dengan cara yang digemari anak muda. Dalam pertemuan singkat itu banyak hal yang kami diskusikan, hingga pada suatu waktu akhirnya bermuaralah kami pada satu perbincangan yang begitu seru yakni mengenai pendidikan di era millennial. Dalam hemat beliau, pendidikan di era millennial adalah salah satu bentuk konsekuensi logis dari adanya perkembangan IPTEK di Indonesia. Hal ini adalah sebuah keniscayaan yang tidak dapat kita hindari, dan guru serta institusi pendidikan menjadi pihak penting yang memiliki peran besar dalam hal ini.
      Berbicara tentang peran guru, dan institusi pendidikan, tak pelak akhirnya kami juga menyinggung soal bagaimana UNY sebagai kampus kependidikan akan mendidik dan mengembangkan potensi dari calon-calon pendidiknya agar siap menghadapi era pendidikan millennial. Beliau menuturkan, UNY termasuk kedalam salah satu universitas kependidikan yang sudah siap akan hal ini. Dengan dibangunnya e-library, seakan menjadi penanda bahwa UNY telah siap akan hal ini. Selain itu, beliau juga memiliki beberapa plan yang akan di tempuh  kedepannya yakni terkait pengembangan e-learning agar proses belajar dapat dilakukan dimanapun. Akan tetapi, rencana tersebut tidak akan sepenuhnya terpenuhi apabila masih banyak daerah-daerah di Indonesia yang tingkat keterjangkauan internetnya masih sulit. Oleh karena itu, selain dari pihak universitas sendiri peran pemerintah untuk membenahi hal ini juga sangat dibutuhkan.
                Sebagai calon pendidik masa depan, rektor kekinian tersebut juga menyinggung soal tenaga pengajar yang harus akrab dengan teknologi. Proses-proses pembelajaran yang di lakukan harus sarat dengan teknologi, jangan sampai di zaman yang modern ini proses pembelajaran masih dengan cara yang itu-itu saja. Kalau begitu, siswa yang sejak lahir sudah bergelimang dengan kecanggihan teknologi bisa-bisa akan bosan dan potensi mereka tidak dapat dikembangkan dengan baik. Terlebih lagi menurut beliau, Indonesia dalam urusan teknologi cukup tertinggal, sehingga untuk mengejar ketertinggalan tersebut kita perlu berjalan dengan langkah seribu, yakni dengan terus berupaya menciptakan inovasi agar proses pembelajaran dapat sesuai dengan era yang diinginkan saat ini, era millennial era dimana sekolah sangat dimungkinkan hanya akan menjadi mitos di kemudian hari karena teknologi dapat menggantikan ruang dan waktu. (RJG)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar