Peran Mahasiswa di Tengah Modernisasi dalam
Menghadapi Bonus Demografi 2025
Jumlah penduduk Indonesia dari tahun
ke tahun terus meningkat. Laju pertumbuhan penduduk Indonesia tahun 2000-2010
telah mencapai angka 1,49% dengan jumlah penduduk pada tahun 2010 sebesar
237.641.326 jiwa (BPS,2010). Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas)
bahkan memproyeksikan bahwa jumlah penduduk pada tahun 2020 mendatang akan
berjumlah 261 juta jiwa dan tahun 2025 mencapai 273 juta jiwa yang menyebabkan
Indonesia akan menduduki peringkat ke-5 negara dengan jumlah penduduk ter banyak
di dunia.
Indonesia diperkirakan akan
mengalami bonus demografi sekitar tahun 2020-2030. Dimana pada era ini jumlah
penduduk usia produktif lebih besar dibandingkan usia non-produktif (usia
sangat muda dan usia lanjut). Bonus demografi ini adalah rezeki bagi Bangsa
Indonesia. Karena dengan banyaknya usia produktif tenaga kerja pun semakin
banyak. Namun, bonus demografi ini juga bisa dikatakan sebagai bencana. Mengapa
seperti itu?. Perihal pertama, apabila usia produktif banyak atau tenaga kerja
melimpah namun lapangan pekerjaan tidak mencukupi tentu akan menambah beban
negara dan jumlah pengangguran akan meningkat. Kriminalitas merajalela,
kemiskinan merajalela. Perihal kedua apabila usia produktif banyak atau tenaga
kerja melimpah namun tidak dipersiapkan dengan matang, tentu dampaknya akan
banyak tenaga kerja yang tidak berkualitas. Maka ada baiknya
pelatihan-pelatihan tenaga kerja sedari dini digalakkan.
Mahasiswa adalah pelajar perguruan tinggi serta dalam
struktur pendidikan Indonesia menduduki jenjang satuan pendidikan tertinggi di antara yang lainnya
(KBBI). Mahasiswa sebagai kelompok generasi terdidik memiliki posisi strategis
dalam menjadikan dirinya sebagai bagian dari perkembangan dan pertumbuhan
generasi usia emas atau bonus demografi.
Mahasiswa. Yaa, perlu kita sadari
bahwa kita adalah kaum intelektual yang diberi kesempatan oleh bangsa ini untuk
mencicipi tingkat pendidikan yang lebih tinggi daripada sebagian besar kaum
muda lainnya. Sudah seharusnya kita sebagai mahasiswa mempunyai rasa ingin tahu
yang besar, rasa penasaran, ataupun kritis dalam mencari informasi atau berita
dari berbagai sumber, agar wawasan dan pengetahuan kita menjadi luas. Dengan
berbekal wawasan dan pengetahuan yang luas, kita tidak akan merasa tertinggal
dari teman-teman yang lainnya saat berkumpul dan berdiskusi membahas berbagai
topik, entah permasalahan yang sedang hangat ataupun permasalahan yang tak
kunjung usai. Tidak hanya wawasan, keterampilan juga dibutuhkan oleh mahasiswa.
Wawasan dan keterampilan inilah yang membekali kita, sebagai modal untuk terjun di dunia kerja, siap bekerja dan mampu
diandalkan, tidak sekedar bekerja tanpa keahlian.
Terlebih
lagi, mahasiswa memang sudah dikenal sebagai agent of change, director
of change, dan creative minority. Peran
tersebut bisa dibuktikan dengan segala upaya dan tindakan untuk ikut serta menuntaskan
permasalahan bangsa yang sampai sekarang belum juga usai. Contohnya yaitu berbagai
permasalahan pendidikan, mulai dari kurikulum sampai jomplang–nya
kualitas pendidikan antara desa dan kota.
Selanjutnya,
menelisik peran mahasiswa dalam kesuksesan bonus demografi lebih mengerucut
pada partisipasinya mendorong peningkatan kualitas penduduk. Sebab, peningkatan
kualitas penduduk yang diperoleh, akan menentukan kualitas pendidikan yang
nantinya akan mendistribusikan berbagai macam kebutuhan bangsa dan negara
(Kominfo; 2014).
Sedangkan
jenjang pendidikan menurut data BPS (2013), menunjukkan Angka Partisipasi
Sekolah (APS) atau rasio penduduk yang bersekolah masih rendah, yakni kelompok
usia penduduk 7-12 tahun mencapai 98,29%, APS penduduk usia 13-15 tahun
mencapai 90,48%. Di sisi lain, usia penduduk 16-18 tahun, baru mencapai 63,27%,
hal itu mengindikasikan bahwa masih terdapat sekitar 36,73% penduduk tidak
bersekolah. Entah karena belum atau tidak pernah sekolah, putus sekolah atau
bahkan tidak melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi karena desakan ekonomi.
Kenyataan
tersebut seharusnya menjadi PR besar bagi kita selaku mahasiswa untuk mendorong
kawula muda bersekolah lebih tinggi. Hal ini bisa diupayakan dangan
gerakan-gerakan sosial berbentuk pengabdian, atau melakukan program nyata
kepada masyarakat secara langsung, sesuai dengan kapasitas keilmuan yang dimiliki.
Maka
untuk menghadapi era bonus demografi, marilah kita persiapkan sedari dini. Marilah
kita sebagai mahasiswa berkontribusi untuk
kemajuan bangsa dan negara melalui semangat bonus demografi. Jadilah pemuda
yang aktif, positif dan inovatif. Yang tentunya akan membawa kita menuju
kesuksesan dan Indonesia berkemajuan. Hidup Mahasiswa! Hidup Mahasiswa
Indonesia! (Vidi Mila Sukmawati).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar