Minggu, 04 November 2018

ESSAI BONUS DEMOGRAFI INDONESIA (1)



Peran Mahasiswa di Tengah Modernisasi dalam Menghadapi Bonus Demografi 2025

Jumlah penduduk Indonesia dari tahun ke tahun terus meningkat. Laju pertumbuhan penduduk Indonesia tahun 2000-2010 telah mencapai angka 1,49% dengan jumlah penduduk pada tahun 2010 sebesar 237.641.326 jiwa (BPS,2010). Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) bahkan memproyeksikan bahwa jumlah penduduk pada tahun 2020 mendatang akan berjumlah 261 juta jiwa dan tahun 2025 mencapai 273 juta jiwa yang menyebabkan Indonesia akan menduduki peringkat ke-5 negara dengan jumlah penduduk ter banyak di dunia.
Indonesia diperkirakan akan mengalami bonus demografi sekitar tahun 2020-2030. Dimana pada era ini jumlah penduduk usia produktif lebih besar dibandingkan usia non-produktif (usia sangat muda dan usia lanjut). Bonus demografi ini adalah rezeki bagi Bangsa Indonesia. Karena dengan banyaknya usia produktif tenaga kerja pun semakin banyak. Namun, bonus demografi ini juga bisa dikatakan sebagai bencana. Mengapa seperti itu?. Perihal pertama, apabila usia produktif banyak atau tenaga kerja melimpah namun lapangan pekerjaan tidak mencukupi tentu akan menambah beban negara dan jumlah pengangguran akan meningkat. Kriminalitas merajalela, kemiskinan merajalela. Perihal kedua apabila usia produktif banyak atau tenaga kerja melimpah namun tidak dipersiapkan dengan matang, tentu dampaknya akan banyak tenaga kerja yang tidak berkualitas. Maka ada baiknya pelatihan-pelatihan tenaga kerja sedari dini digalakkan.
Mahasiswa adalah pelajar perguruan tinggi serta dalam struktur pendidikan Indonesia menduduki jenjang satuan pendidikan tertinggi di antara yang lainnya (KBBI). Mahasiswa sebagai kelompok generasi terdidik memiliki posisi strategis dalam menjadikan dirinya sebagai bagian dari perkembangan dan pertumbuhan generasi usia emas atau bonus demografi.
Mahasiswa. Yaa, perlu kita sadari bahwa kita adalah kaum intelektual yang diberi kesempatan oleh bangsa ini untuk mencicipi tingkat pendidikan yang lebih tinggi daripada sebagian besar kaum muda lainnya. Sudah seharusnya kita sebagai mahasiswa mempunyai rasa ingin tahu yang besar, rasa penasaran, ataupun kritis dalam mencari informasi atau berita dari berbagai sumber, agar wawasan dan pengetahuan kita menjadi luas. Dengan berbekal wawasan dan pengetahuan yang luas, kita tidak akan merasa tertinggal dari teman-teman yang lainnya saat berkumpul dan berdiskusi membahas berbagai topik, entah permasalahan yang sedang hangat ataupun permasalahan yang tak kunjung usai. Tidak hanya wawasan, keterampilan juga dibutuhkan oleh mahasiswa. Wawasan dan keterampilan inilah yang membekali kita, sebagai modal untuk  terjun di dunia kerja, siap bekerja dan mampu diandalkan, tidak sekedar bekerja tanpa keahlian.
Terlebih lagi, mahasiswa memang sudah dikenal sebagai agent of changedirector of change, dan creative minority. Peran tersebut bisa dibuktikan dengan segala upaya dan tindakan untuk ikut serta menuntaskan permasalahan bangsa yang sampai sekarang belum juga usai. Contohnya yaitu berbagai permasalahan pendidikan, mulai dari kurikulum sampai jomplang–nya kualitas pendidikan antara desa dan kota.
Selanjutnya, menelisik peran mahasiswa dalam kesuksesan bonus demografi lebih mengerucut pada partisipasinya mendorong peningkatan kualitas penduduk. Sebab, peningkatan kualitas penduduk yang diperoleh, akan menentukan kualitas pendidikan yang nantinya akan mendistribusikan berbagai macam kebutuhan bangsa dan negara (Kominfo; 2014).
Sedangkan jenjang pendidikan menurut data BPS (2013), menunjukkan Angka Partisipasi Sekolah (APS) atau rasio penduduk yang bersekolah masih rendah, yakni kelompok usia penduduk 7-12 tahun mencapai 98,29%, APS penduduk usia 13-15 tahun mencapai 90,48%. Di sisi lain, usia penduduk 16-18 tahun, baru mencapai 63,27%, hal itu mengindikasikan bahwa masih terdapat sekitar 36,73% penduduk tidak bersekolah. Entah karena belum atau tidak pernah sekolah, putus sekolah atau bahkan tidak melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi karena desakan ekonomi.
Kenyataan tersebut seharusnya menjadi PR besar bagi kita selaku mahasiswa untuk mendorong kawula muda bersekolah lebih tinggi. Hal ini bisa diupayakan dangan gerakan-gerakan sosial berbentuk pengabdian, atau melakukan program nyata kepada masyarakat secara langsung, sesuai dengan kapasitas keilmuan yang dimiliki.
Maka untuk menghadapi era bonus demografi, marilah kita persiapkan sedari dini. Marilah kita sebagai mahasiswa berkontribusi untuk kemajuan bangsa dan negara melalui semangat bonus demografi. Jadilah pemuda yang aktif, positif dan inovatif. Yang tentunya akan membawa kita menuju kesuksesan dan Indonesia berkemajuan. Hidup Mahasiswa! Hidup Mahasiswa Indonesia! (Vidi Mila Sukmawati).


Tidak ada komentar:

Posting Komentar