Sidang yang dihadiri kurang lebih 50 peserta ini berlangsung cukup sengit. Berbagai pertanyaan hilir mudik menghampiri pengurus, mulai dari format penulisan LPJ, kelengkapan anggota, pelaksanaan kegiatan, sampai agenda yang tidak terealisasi.
Menengok kembali kepengurusan 2010 lalu, memang ada beberapa agenda yang tidak terealisasi di ujung tahun kepengurusan, seperti pembekalan ICT, Achievment Motivation Training (AMT), dan Festival Indonesia yang memukul rata semua pengurus. Alasan yang mendasari tidak terlaksananya agenda tersebut adalah mengenai dana yang sudah tidak bisa lagi dicairkan karena pihak fakultas sudah tutup buku. Selain itu terkait juga dengan libur puasa yang dimajukan dan bencana Gunung Merapi.
Forum pun kemudian memutuskan LPJ pengurus periode 2010 ditolak dengan berbagai pertimbangan, antara lain: keaktifan staf yang kurang, masih banyak proker (program kerja) yang meniru tahun lalu, tidak terealisasinya beberapa agenda, serta rasa kekeluargaan yang masih minim. Namun kekurangan tersebut juga diimbangi dengan adanya kelebihan yang bisa dibanggakan, yaitu: kekuatan pengurus untuk bertahan dalam situasi yang sulit dan terus berusaha, serta keberanian pengurus untuk bermimpi.
Sidang dilanjutkan dengan pelantikan ketua Hima Dilogi periode 2011, Kuncoro Fajar sebagai tanda mula kepengurusan yang baru. Kemudian disambung dengan pembahasan AD/ART dan GBHK yang berbelit-belit dan memakan waktu lama. Seperti yang diungkapkan oleh Dian, Pendidikan Sosiologi 2009, "Banyak debat-debat yang sebenarnya tidak perlu didebatkan. Masih banyak masalah inti yang lebih penting daripada debat bahasa, biar waktu yang kepakai tidak mubazir".
Sidang pun berakhir pada pukul 18.30 WIB dengan pelantikan dan foto bersama pengurus baru 2011.
*oleh: malam
*oleh: malam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar