Selasa, 14 Juni 2011

Setetes Darah yang Kini Tak Bermakna

Tetesan darah yang dulu mengucur deras
Sederas hujan di langit Batavia
Kini tiada lagi bermakna
Hilang entah kemana, aku tak tahu
Mungkin sudah lenyap dimakan abad

Tetesan darahmu yang berharga wahai pemuda pejuang
Yang engkau keluarkan di tanah perjuangan
Tak peduli lagi berapa banyak darah yang akan menetes
Engkaupun terus maju dengan sakit yang menyelimuti tubuhmu
Hanya demi kibarkan kain lusuh itu dilangit kita
Kau perjuangkan segala hal
Kalian hilangkan semua perbedaan
Satukannya menjadi sebuah kekuatan
Kekuatan besar, sebesar semangat kalian

Hingga akhirnya bendera itu mampu berkibar
Dengan semangat persatuan yang tetap berkobar
Juga semangat perjuangan yang tak kunjung padam

Namun kini tak tahu dimanakah semangat itu
Mungkin sudah hilang termakan waktu
Atau mungkin hilang terbawa dalam kuburmu
Hingga tak ada lagi sisa untuk kami

Hingga kini teramat banyak pertikaian yang ada
Di tanah yang dulu banyak darah menetes untuk memperjuangkannya
Di tanah yang menjadi saksi besarnya semangat perjuangan pemuda
Setetes darah yang kini tak bermakna
Karena kita mungkin yang sudah lupa
Atau mungkin semangat itu yang sudah teramat tua
Hingga semangat itu kini tak lagi ada

Kau memilih diam ketika tanah ini dirampas
Kau lebih memilih menjadi buta dan tuli
Tak menghiraukan kegaduhan ini

Kau memilih tidur ketika banyak pertikaian di tanah ini
Lalu setelah semua usai engkau bangun dari tidurmu
Bertingkah seolah tak tahu
Dan membiarkan semua berlalu

Setetes darah yang kini tak bermakna
Akan kubuat lagi bermakna
Dengan semua usaha yang ada
Hingga semangat itu kembali muncul
Semangat nasionalisme yang dulu pernah terkubur

oleh: Sulaiman el Fatih

Tidak ada komentar:

Posting Komentar