Rabu, 30 Maret 2011

Tak Selamanya Nakal Identik dengan Kegagalan Masa Depan

Seringkali kita tergesa-gesa dalam menilai anak yang nakal. Misalnya saja dicap anak kurang perhatian, tidak terdidik, atau anak tidak punya masa depan. Padahal banyak orang sukses berawal dari masa kecil yang kurang menyenangkan. Inilah beberapa alasan terkadang anak nakal bisa lebih sukses dari anak kutu buku.

1. Koneksi
Anak nakal: Biasanya memiliki banyak temen, seperti  geng, atau klub motor. Sedangkan untuk berbisnis kita memerlukan koneksi dan koneksi itu datangnya dari teman-teman kita.
Kutu buku: Coba bayangin si kutu buku. Mereka belajar tiap hari dan intensitas bergaul,nya cukup kurang. Hal ini dapat menimbulkan mereka sedikit memiliki koneksi.
Kesimpulan: Banyak bergaul dan rajinlah belajar. Ambil dari kedua sisi. Bisnis tidak hanya perlu koneksi tetapi juga pengetahuan.

2. Dihukum

Anak nakal: Cenderung berani,. Tidak takut dihukum guru, beridir di depan kelas sambil senyum-senyum, dan nilai jelek tidak dimasukan ke hati. Mental baja.
Kutu Buku: Terus belajar karena takut nilai jelek. Kalau ulangan dapet jelek langsung keringet dingin pusing kepala. Bleng, pingsan!
Kesimpulan: Dalam berbisnis itu selalu ada menang dan kalah. Tidak hanya berhenti pada satu kegagalan saja.

3. Mencontek

Anak nakal: Lebih banyak akal buat bertahan hidup, misalnya dalam ulangan dia tidak mengerti harus berbuat apa agar bisa lulus. Nah otak mereka dipakai buat mencari 1000 cara mencontek dan tahu sendiri hasil dari itu semua? Mereka jadi pribadi yang kreatif dan bermental kuat (karena mencontek itu deg-degan).
Kutu Buku: Satu-satunya jalan ya belajar agar bisa menadapat nilai bagus dan cara yang mereka pilih ya cuma satu, belajar.
Kesimpulan: Banyak-banyaklah mencari akal dan jadilah orang yang kreatif dalam berbisnis agar kita bisa sukses!

Sumber:

*oleh: andry

Tidak ada komentar:

Posting Komentar