Senin, 07 Maret 2011

Raker Hima DILOGI 2011: "Bersama Wujudkan Cita-Cita Nyata"

Sabtu 5 Maret 2011, Ruang Ki Hajar Dewantara menjadi saksi dari mimpi-mimpi besar yang akan segera diwujudkan. Kuncoro dkk membawa misi besar untuk mewujudkan HIMA DILOGI yang baik dan bermanfaat bagi semua mahasiswa Pendidikan Sosiologi tentunya.

Hari itu, tepat pukul 08.30 RAKER dimulai. Dengan dihadiri pengurus HIMA baru tahun 2011 juga mantan pengurus HIMA tahun kemarin seperti Leli Agustia 2008 dan Ana 2009 Kebetulan dosen yang diundang berhalangan hadir. Namun hal ini tidak mengurangi semangat mereka untuk maju.

Dalam sambutannya, Kuncoro mengatakan bahwa kita harus berusaha dengan keras untuk mewujudkan mimpi-mimpi kita untuk setahun kedepan. Hal yang sangat perlu ditanamkan pada para pengurus HIMA tahun ini. Urgensi RAKER sendiri bagi Kuncoro adalah ibarat kita akan  menuangkan air ke dalam gelas, kita harus tahu seberapa banyak air yang akan kita tuangkan agar tidak kurang dan juga tidak berlebihan.

Mengemban visi “kekeluargaan” tentunya Kuncoro  mempunyai amanah yang besar dalam kepengurusannya tahun ini. Berusaha merangkul teman-teman mahasiswa sosiologi baik pengurus ataupun bukan untuk bersama-sama mewujudkan HIMA DILOGI yang benar-benar bermanfaat bagi mahasiswa. Bagaimana kenyamanan mahasiswa sosiologi satu tahun kedepan tentunya bergantung Kuncoro dkk. Harapan HIMA sosiologi mampu berprestasi satu periode kedepan, adalah merupakan harapan yang Agung.  

Dimulailah presentasi dari masing-masing Divisi. Satu persatu program kerja disampaikan mulai dari PI sampai Divisi Pers Jurnalistik.

Selain program yang ditujukan untuk mahasiswa sosiologi khususnya, seperti PERPUSTAKAAN  DILOGI ada juga program kerja yang saya rasa sangat menarik dan bermanfaat untuk kalangan masyarakat. Adalah proker dari Divisi Krisma, yaitu Lomba untuk Anak cacat se-DIY. Program yang menurut saya pribadi sangat bagus dan benar-benar menunjukan bahwa mahasiswa sosiologi memang benar-benar mampu hidup dan mengabdi di masyarakat dalam bentuk apapun itu. Eksistensi HIMA DILOGI di luar kampus memang benar-benar harus diwujudkan.

Jalannya RAKER sendiri sangat menarik dan apresiativ dengan banyak pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan peserta RAKER mengenai program kerja yang diusung oleh masing-masing Divisi. Hal ini membuat program kerja yang ada semakin mantap karena adanya usulan ataupun koreksi yang dapat menjadikan program kerja lebih matang. Harapannya semua proker dapat terlaksana dengan baik dan HIMA DILOGI menjadi lebih baik.

Jargon “Religius, Intelektual, Berjiwa Sosial” harus mampu terwujudkan dengan  baik. Masing-masing pengurus harus tahu akan hal ini tentunya. Visi dan Misi yang dibawa Kuncoro tentunya juga harus bisa tersampaikan pada setiap pengurus HIMA. Karena hal ini yang biasa terlupakan dalam berorganisasi padahal hal ini sangatlah penting dalam kita berorganisasi. Saya harap Kuncoro mampu menjalankan tugas ini.

Satu kalimat menarik yang saya kutip dalam sambutan Kuncoro kemarin, yaitu “Bila kita berhasil maka kita akan percaya pada Allah namun jika kita gagal maka yakinlah bahwa Allah telah mempercayai kita”. Kalimat yang luar biasa bagi saya sendiri. Yang mana kita bisa memaknainya apapun hasilnya nanti kita harus tetap percaya pada Allah dan hal ini memang sangat benar karena Allah selalu mempunyai rencana-rencana yang baik untuk kita. Dan apapun resikonya kita harus tetap berusaha.

Semoga dalam perjalanan ini kita mampu melewatinya dengan baik. Walau lelah, lesu, marah dan sebagainya pasti akan kerap mengusik namun kita harus tetap berjalan, karena sejatinya itulah ujian sesungguhnya dalam berorganisasi. Semangat pengurus HIMA DILOGI!!!! Teriakan Spirit kalian untuk memompa semangat kalian. Tetaplah berjuang, yakinilah Tuhan selalu disamping kita semua.

Dan ijinkan saya mengutip sebuah puisi dari Taufik Ismail sebagai akhir dari tulisan sederhana ini.

Taufik Ismail: Kerendahan Hati  
Kalau engkau tak mampu menjadi beringin
yang tegak di puncak bukit
Jadilah belukar, tetapi belukar yang baik,
yang tumbuh di tepi danau

Kalau kamu tak sanggup menjadi belukar,
Jadilah saja rumput, tetapi rumput yang
memperkuat tanggul pinggiran jalan
Kalau engkau tak mampu menjadi jalan raya
Jadilah saja jalan kecil,
Tetapi jalan setapak yang
Membawa orang ke mata air

Tidaklah semua menjadi kapten
tentu harus ada awak kapalnya….
Bukan besar kecilnya tugas yang menjadikan tinggi
rendahnya nilai dirimu
 
Jadilah saja dirimu….
Sebaik-baiknya dari dirimu sendiri

Semoga bisa jadi renungan untuk kita semua. Spirit Sosiologi! "BERSAMA KITA BISA"

*oleh: al-fatih 

1 komentar:

  1. dahsyatttt.....tetap semangat...we can if we believe

    BalasHapus