Selasa, 15 Februari 2011

Valentine Day: Seutuhnya Untukmu

Menjelang Februari di setiap tempat mulai ramai ditemukan jargon, simbol atau iklan untuk mempromosikan valentine day (hari kasih sayang). Moment ini identik dengan tukar kado seperti coklat, mawar merah, boneka, dan hal romantis lainnya. Selain itu tempat hiburan seperti diskotik, hotel, dan kafe ramai dipenuhi oleh remaja yang sedang merayakan kasih sayang.

Perayaan valentine sendiri pada awalnya adalah mengenang kematian Santo Valentinus sebagai pendeta yang berjuang mempertahankan tugasnya dengan tetap menikahkan pasangan yang saling jatuh cinta. St. Valentinus dikenai hukuman mati akibat melanggar aturan Raja Claudius yang melarang pernikahan karena ambisinya ingin memiliki pasukan militer yang besar. Raja beranggapan dengan tidak adanya pernikahan, maka kaum lelaki bersedia menjadi pasukan militer.

Hari kasih sayang di sini adalah untuk mengenang bagaimana cinta mengalahkan rezim yang jahat. Meskipun St. Valentinus dihukum mati, hal tersebut justru membuatnya dipuja. Adanya semangat persaudaraan satu rasa dan satu nasib antara St. Valentinus dengan orang-orang yang terkekang. Namun, kini perayaan valentine mengalami pergeseran nilai dan moral.

Banyak kasus pemerkosaan terjadi justru saat moment valentine day di mana kencan menjadi lebih intim. Ungkapan kasih sayang dijadikan alasan sebagai pelepas "kesucian". Fakta lain adalah meningkatnya penjualan kondom dan pemesanan hotel pada tanggal 14 Februari. Kegiatan seks yang didominasi oleh remaja ini lah yang menggeserkan nilai dari valentine.

Fenomena seks pada saat valentine memang bukan lagi hal tabu di dunia barat. Lalu bagaimana dengan Indonesia? Jelas tidak sesuai karena Indonesia sendiri masih banyak mengadopsi nilai ketimuran. Oleh karena itu hendaklah memilah suatu budaya yang sesuai dengan karakteristik norma timur, sehingga valentine day tidak lagi diidentikkan dengan seks.

*oleh: yuli

Tidak ada komentar:

Posting Komentar