Minggu, 04 November 2018

ESSAI BONUS DEMOGRAFI INDONESIA (2)


“ Mahasiswa Sebagai Generasi Muda Akademisi Penggerak Roda Pendidikan yang Berkualitas dan Berkarakter untuk Menuju Indonesia Sejahtera“

Indonesia yang telah berumur lebih dari setengah abad ini menandai bahwa Indonesia mampu mempertahankan eksistensi kemerdekaannya di kancah dunia. Hal tersebut tentu didukung oleh beberapa komponen, baik dari sumber daya manusianya maupun aspek-aspek yang tidak terlihat secara langsung pengaruhnya seperti arus teknologi yang pesat. Derasnya arus informasi dan teknologi hingga meleburnya batas-batas dunia mengakibatkan semua pihak tak terkecuali dapat mengakses berbagai hal mulai dari bidang ekonomi, sosial budaya, politik, dan bidang-bidang lainnya. Salah satu dampak yang kita rasakan sampai saat ini ialah semakin berkembangnya modernisasi di semua kalangan, khususnya para generasi muda Indonesia. 
Modernisasi memiliki dua dampak yang mampu mengubah daya pikir dan mentalitas para generasi menjadi lebih maju, kreatif, inovatif sekaligus melahirkan generasi pendiri dan pembangun bangsa atau justru menjadikan generasi perusak NKRI. Namun, dampak nyata yang dirasakan saat ini adalah banyaknya pembaharuan yang dilakukan oleh generasi muda.  Hal ini dibuktikan melalui keterlibatan mahasiswa dimana mereka berperan sebagai pelajar sekaligus penggerak negara. Oleh karenanya, partisipasi dan dukungan mahasiswa diharapkan mampu memanfaatkan puncak dari bonus demografi pada tahun 2025 secara maksimal.
Pada dasarnya bonus demografi yang berasal dari kata “ Demographic Dividend ” adalah keuntungan yang dapat dinikmati suatu negara sebagai akibat dari besarnya proporsi penduduk usia produktif yakni antara umur 15-64 tahun. Kondisi ini menggambarkan bahwa jumlah angkatan akan mengalami peningkatan secara tajam baik dari segi kependudukan maupun peningkatan tabungan masyarakat dan tabungan nasional. Berdasarkan prediksi kondisi demografi pada tahun 2020-2030, Indonesia akan memiliki sekitar 180 juta orang berusia produktif sedangkan usia tidak produktif sekitar 80 juta jiwa.
            Melihat kondisi tersebut tugas yang di emban oleh mahasiswa yang utama dan mampu untuk dilaksanakan adalah belajar untuk menambah wawasan dan meningkatkan softskill. Di era modern, kita dimudahkan dalam berbagai hal, tidak memiliki motor dapat memesan Ojek Online, malas untuk pergi belanja hanya perlu pesan di online shop, komunikasi dapat dilakukan melalui media sosial, malas pergi makan tinggal pesan Go Food, apalagi untuk mencari ilmu kita sebagai mahasiswa dapat dengan mudah memperolehnya dengan cara browsing bahkan mendownload buku secara online.
            Contoh kecil modernisasi yaitu dapat menjadi batu loncatan menuju mahasiswa melek akan IPTEK. Mahasiswa yang memiliki kepekaan tinggi terhadap lingkungan dan pemikirannya yang kritis sangat dibutuhkan masyarakat. Dalam mempersiapkan bonus demografi 2025 diharapkan mahasiswa mampu menjadi motor penggerak kemajuan dalam  proses pembangunan. Mahasiswa merupakan agen perubahan yang memiliki intelektual tinggi, penalaran dan kepekaan kuat, serta tingkat kepedulian tinggi terhadap masyarakat.
            Peran mahasiswa tidak hanya dalam bidang akademik saja, namun juga berpikir untuk mengabdikan tenaga dan ilmunya bagi masyarakat. Sudah menjadi keharusan mahasiswa turut memberi dukungan dan ikut berpartisipasi dalam menyoroti segala kebijakan pemerintah khususnya hal-hal yang berkaitan dengan masalah kependudukan dan kemiskinan di Indonesia. Dalam kenyataannya banyak mahasiswa berpendidikan tinggi, aktivis hebat, rela turun ke jalan untuk menyampaikan aspirasi dengan semangat membara, dan menguasai teori-teori keilmuan. Akan tetapi sedikit dari mereka yang mengerti akan konsep perubahan dan kebangkitan masyarakat.
            Oleh karena itu, kontribusi mahasiswa sangat diperlukan dalam membangun Indonesia. Indonesia membutuhkan orang-orang yang memiliki kinerja tinggi, berpendidikan, berkarakter, dan tentunya berkualitas bukan hanya kuantitas yang diunggulkan. Mahasiswa harus mampu menjadi pelopor pergerakan dengan memberikan sumbangsih dalam melakukan kontrol kebijakan pemerintah sekaligus berupaya memenuhi kebutuhan akan perbaikan pendidikan nasional untuk mencapai Indonesia madani melalui para generasi profetik.
            Mahasiswa perlu menjalankan dan memaksimalkan perannya  dalam meningkatkan kualitas diri. Pendidikan dan pembekalan skill sangat diperlukan dalam membangun dan memajukan Indonesia sebagai negara yang memiliki sumber daya berkualitas serta memiliki sikap kompetitif, dan mampu mempertahankan potensi Indonesia yang akan menduduki bonus demografi. Mahasiswa sebagai generasi akademisi memiliki posisi strategis menjadi bagian dari bonus demografi. Mahasiswa juga perlu memaksimalkan potensi yang dimilikinya baik dari segi intelektual maupun loyalitas diri untuk turut serta menjadi generasi produktif Indonesia dimana tanggungjawab dan nasib Indonesia berada di pundak generasi muda.
Dari paparan diatas dapat disimpulkan bahwa segala perubahan, segala bentuk IPTEK yang masuk ke Indonesia memiliki banyak manfaat jika kita mampu menggunakannya dengan bijak. Arus modernisasi justru menjadikan generasi muda kaya akan wawasan IPTEK sekaligus turut membentuk mereka menjadi generasi emas yang mampu memanfaatkan segala peluang. NKRI membutuhkan generasi yang berkualitas, berkarakter, dan berkepribadian Indonesia. Saat ini peran mahasiswa diharapkan mampu menjadi generasi muda akademisi penggerak roda pendidikan untuk menuju Indonesia sejahtera. ( Luthfi Nur ‘Aini )



Tidak ada komentar:

Posting Komentar