ALUMNI
SOSIOLOGI SUKSES
Oleh : Dedy Yulianto
Dyah Ayu Purwanti
Menjadi
mahasiswa Pendidikan sosiologi rasanya akan kurang sempurna apabila kita tidak
mengenal alumni dari Pendidikan sosiologi itu sendiri, sebagai motivasi untuk selalu ingin
berprestasi dan sesegera mungkin menyandang gelar sarjana S1. Sebut saja alumni
yang sangat berprestasi ini bernama Dyah Ayu Purwanti angkatan 2010 Pendidikan
Sosiologi UNY. Beliau adalah sosok individu yang berkonsentrasi dibidang mengajar,
tetapi karena ia sedang hamil maka
beliau mengambil cuti. Dyah merupakan orang asli dari Jawa Timur, Tulung
Agung dan ia juga merasakan tinggal setelah lulus kuliah di Aceh 1tahun, di Yogyakarta 1 tahun dan di Depok Jawa Barat
selama 2 tahun.
Alasan
Dyah memilih untuk mengambil program studi Pendidikan Sosiologi UNY mungkin
bisa dibilang sebuah kebetulan ataupun sebuah anugerah untuknya, karena Dyah mengambil jurusan IPA semenjak
dia berada dibangku SMA dan
memiliki cita-cita untuk melanjutkn
studinya ke jurusan Pendidikan Kimia di Jawa Timur. Alasan yang melatarbelakangi
ia ingin mendaftarkan diri di jalur Pendidikan ialah cita-citanya yang ingin
menjadi seorang guru. Ia selama berkeinginan menjadi seorang guru, tidak pernah
memandang gaji apabila ia menjadi guru karena memang ia memiliki hati yang
mulia untuk menjadi seorang pengajar. Ia mencoba untuk mendaftarkan dirinya ke
Pendidikan kimia melalui jalur SNMPTN atau yang sekarang kita kenal dengan
jalur SBMPTN namun pada akhirnya ia tidak diterima di prodi tersebut. Kemudian dia memilih Pendidikan sosiologi
karena rekomendasi dari guru privat kimianya yang melihat peluang untuk Dyah
menjadi PNS di Tulung Agung.
Akhirnya ia mendaftarkan diri di Pendidikan sosiologi UNY melalui jalur SM dan
dia langsung keterima. Dyah merupakan mahasiswa Pendidikan sosiologi yang mendapatkan
beasiswa PPA semenjak ia masuk menjadi mahasiswa Pendidikan sosiologi yang
membuat dia termotivasi untuk terus berprestasi akademik ataupun non akademik.
Cara dia mendapatkan beasiswa PPA adalah dengan terus meningkatkan IPKnya
selama perkuliahan, dan akhirnya dia dapat mendapatkan gelar sarjananya dalam
kurun waktu hanya 3,5 tahun.
Selama
Dyah menjadi mahasiswa Pendidikan sosiologi, ia merasakan menjadi pribadi yang lebih
bijaksana dalam menjalani kehidupan serta ia juga menjadi pribadi yang tidak
mudah mengeluh dan juga dapat melakukan hal-hal secara ajaib sehingga tidak
merasa terbebani selama kuliah dan justru dia sangat menikmati perannya selama
menjadi mahasiswa Pendidikan sosiologi. Dyah
merupakan seseorang yang tangguh, orang yang tak mengenal arti kata mengeluh. Selama berkuliah beliau telah membuat
planning selama perkuliahan, untuk kuliah ditahun pertama ia memfokuskan diri
agar mendapatkan beasiswa dan hal itu diraih saat ketika dia harus masuk ke
dalam organisasi. Organisasi yang dia geluti saat itu adalah Hima Dilogi yang
dimana ia masuk kedalam divisi penelitian / PPM namanya sekarang. Dari bidang
penelitian itu, dia merambah keluar dan berkonsentrasi dirumah singgah atau
anak-anak jalanan dan pernah mewakili Pendidikan Sosiologi ke tingkat Fakultas
untuk menjadi delegasi peserta lomba debat. Untuk tahun kedua, dia tetap memilih
untuk diorganisasi namun tidak semaksimal ditahun pertamanya, karena dia juga harus
merambah kedunia kerja untuk menunjang kehidupannya di Yogyakarta. Dia
merupakan pribadi yang pekerja keras dan senantiasa mengerti akan kondisi
kehidupannya, ditahun ketiga, dia tidak melanjutkan untuk bekerja, karena dia
lebih konsen untuk studinya yaitu denga cara memaksimalkan diri di KKN ataupun PPL/PLP
sekarang namanya, terakhir ditahun ke empatnya ia memfokuskan tujuannya untuk
menyelesaikan skripsinya hanya dalam waktu 3,5 tahun dan mendapatkan predikat
cumlaude karena IPKnya 3,84.
Sekali
lagi, Dyah merupakan pribadi yang mandiri, selama ia menjadi mahasiswa
Pendidikan sosiologi. Dyah merupakan salah satu orang yang harus membiayai
kuliahnya sendiri karena ia tidak mendapatkan bantuan yang cukup dari orang
tuanya selama ia menjadi mahasiswa. Dia mengandalkan uang tabungan untuk kuliah
dan dia akhirnya memutuskan untuk kerja demi menunjang kehidupannya di Yogyakarta.
Untuk biaya kuliah dia mengandalkan dari beasiswa PPA yang ia terima selama
kuliah. Memang tidak dapat dipungkiri bahwasannya finansial adalah hambatan
terbesar untuk mewujudkan semuanya, tapi dia bisa mengatasinya.
Kunci
kesuksesan Dyah dalam berkarya dan yang harus dicontoh serta diteladani untuk
mahasiswa aktif khususnya Pendidikan Sosiologi ialah harus fokus pada tujuan
apa yang ingin dicapai, kemudian mengerti passion diri, dan dia juga tau apa
yang dia butuhkan selama meraih kesuksesannya serta dia dapat memaksimalkan
potensinya untuk meraih semuanya walaupun banyak hambatan yang ada. Fokus ke
apa yang ingin dicapai dan setelah tercapai baru mengejar hal-hal yang lainnya. Setelah lulus dari studinya, Dyah
langsung melihat peluang yang ada yaitu dengan mengikuti SM3T dan dia tidak
berfikir lama untuk mendaftarkan dirinya kesana. Karena memang dia ingin menjadi
sosok pengajar dan dia melakukan hal yang tepat pada waktu itu. Dia ingin
menciptakan sebuah sekolah negeri, mengingat dia memiliki segudang pengalaman
dan dia termotivasi untuk mengembangkan sekolah negeri yang berkualitas dan
nantinya akan diminati oleh banyak orang.
Untuk
kalian mahasiswa aktif Pendidikan Sosiologi UNY, apapun yang didapatkan sekarang,
harus dijalani dengan baik, harus melihat kesempatan yang ada dari Allah karena
kita tidak tahu kesempatan yang mana saja yang akan membuat kita suskes. Harus
percaya dengan kemampuan dan kualitas kita serta doa yang harus kalian utamakan
untuk mencapai semuanya.
Sasiana Gilar Apriantika
Sasiana
Gilar Apriantika adalah alumni mahasiswa
Pendidikan sosiologi angkatan 2009 dan ia merupakan anak Hima dan menjadi Kadiv
PPM dan merupakan mahasiswa yang dapat lulus 3,5 tahun pada tahun 2013 dan
setelah itu melanjutkan studi S2nya di UGM hingga akhirnya lulus pada tahun
2015 dan kembali lagi ke Pendidikan sosiologi UNY menjadi dosen pada tahun
ajaran 2018/2019. Awalnya Sasiana memilih masuk prodi Pendidikan sosiologi
karena dia sangat suka dengan pelajaran sosiologi kemudian sang guru yang
mengajar ia juga sangat support ke sasiana untuk melanjutkan studinya di
Pendidikan sosiologi. Kenapa memilih sosiologi Pendidikan dari pada sosiologi
murni yaitu karena
ia
menerima dan telah mempertimbangkan secara matang arahan guru BKnya dan dia
tertarik karena Pendidikan sosiologi itu merupakan jalan agar dapat terarah langsung
untuk menjadi guru. Ia adalah sosok orang yang dari awal sudah menetapkan
pilihan langsung ke Pendidikan sosiologi UNY melalui jalur SNMPTN/SBMPTN pada
zaman sekarang.
Manfaat
selama sasiana menimba ilmu di sosiologi ialah dia menjadi dapat belajar
tentang kajian sosiologi serta dapat menjadi pribadi yang lebih kritis dari
pada sebelumnya. Lebih dapat melihat dari semua arah terkait fenomena sosial
yang ada dimasyarakat dan dapat mengkaitannya dengan teor-teori yang ada disosiologi.
Contohnya dahulu yang sering menilai seseorang karena perbedaannya dimasyarakat,
sekarang sudah dapat melihat dari berbagai sudut pandang dan cara mengatasinya
serta mengerti kalau setiap manusia memiliki kebebasan individu. Hal-hal
menarik yang pernah sasiana dapatkan selama menjadi mahasiswa ialah dia dimana
dapat mengikuti seperti lomba penelitian FIS serta bidang kepenulisan lainnya ditempat yang berbeda-beda, dan ia
lebih banyak menghabiskan waktunya di dalam organisasi Hima untuk selalu
membuat Hima Dilogi semakin berkembang. Kalau untuk urusan akademik ia dari awal masuk kuliah sampai
akhirnya dia mendapatkan predikat sarjana, ia masih cumlaude sejak awal dan ia
selalu mendapatkan beasiswa PPA selama perkuliahan di UNY hingga lulus.
Akses
untuk mencari informasi perlombaan saat kurang, hal itu merupakan hambatan yang
besar karena kita tidak lebih terbuka akan lomba-lomba dikampus kampus lainnya,
pembagian waktu merupakan hambatan juga apalagi mahasiswa harus dituntut bagus
diakademik ataupun organisasi yang di ikuti. Solusi, melakukan diskusi kecil
terkait tugas ataupun pembahasan untuk pemahaman materi serta karena selalu
bertemu dan dalam pemafatan waktu sehari hari harus benar benar dibagi rata kedalam perkuliahan, main
ataupun organisasi. Untuk penelitian ya seharusnya memang lebih sering mencari perlombaan
dan memanfaatkan JMSJ untuk mengetahui perlombaan yang sudah ada di kampus lain
dengan itulah kita dapat membangun relasi yang kuat karena relasi sangatlah
penting untuk berprestasi dalam karir. Dari
awal sasiana suka untuk menjadi pengajar, makannya itu ia langsung mengambil
peluang yang ada untuk melanjutan studinya ke jenjang S2. Ia melanjutkan
studinya juga tidak lepas karena mendapatkan beasiswa S2 dan ia tanpa banyak
berfikir langsung mendaftarkan diri dan melihat kesempatan yang ada untuk
keterima S2 UGM.
Target
yang akan saya capai setelah apa yang saya sudah terima selama ini ialah mengabdi
ke alumni melalu fondasi, serta mengembangkan sesuatu yang telah sangat berjasa
untuk karir saya yaitu prodi pendidikan
sosiologi dan target lainnya yaitu menikah. Mahasiswa
yang sedang dalam penyusunan skripsi
disarankan untuk selalu membuka laptop untuk melanjutkan skripsi setiap hari
walaupun selembar dua lembar hasil yang didapatkan. Kemudian untuk mahasiswa
aktif yaitu manfaatkanlah segala fasilitas kampus, mengakses jurnal serta mengakses
wifi untuk menunjang pengetahuan dan kembangkan jaringan untuk manfaat yang
akan kita tuai selama bertahun-tahun kedepan lalu carilah aktifitas lainnya yang
bisa kamu ekplorer semua passion kamu
dan bakat kamu. Dan ingat jangan jadikan kampus hanyalah satu-satunya sumber
pengetahuan maka berkunjunglah keperpustakaan dan mengadakan diskusi kelompk
kecil serta selalu bertanya kepada yang lebih memahami ataupun menguasai materi.
Dan jangan lupa tekunilah hobimu untuk kegiatan produktif mu, carilah hobi dan
kembangkan bakatmu untuk menunjang kehidupanmu didunia kerja dan kamu akan
lebih memiliki nilai tambah dari orang lainnya yang tidak memiliki bakat yang
telah kamu gali dan asah selama menjadi mahasiswa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar