Rabu, 28 Agustus 2019

Alumni Pendidikan Sosiologi


ALUMNI SOSIOLOGI SUKSES
Oleh : Dedy Yulianto
Dyah Ayu Purwanti
Menjadi mahasiswa Pendidikan sosiologi rasanya akan kurang sempurna apabila kita tidak mengenal alumni dari Pendidikan sosiologi itu sendiri, sebagai motivasi untuk selalu ingin berprestasi dan sesegera mungkin menyandang gelar sarjana S1. Sebut saja alumni yang sangat berprestasi ini bernama Dyah Ayu Purwanti angkatan 2010 Pendidikan Sosiologi UNY. Beliau adalah sosok individu yang berkonsentrasi dibidang mengajar, tetapi karena ia sedang hamil maka  beliau mengambil cuti. Dyah merupakan orang asli dari Jawa Timur, Tulung Agung dan ia juga merasakan tinggal setelah lulus kuliah di Aceh 1tahun, di Yogyakarta 1 tahun dan di Depok Jawa Barat selama 2 tahun.
Alasan Dyah memilih untuk mengambil program studi Pendidikan Sosiologi UNY mungkin bisa dibilang sebuah kebetulan ataupun sebuah anugerah untuknya, karena Dyah mengambil jurusan IPA semenjak dia berada dibangku SMA dan  memiliki cita-cita untuk melanjutkn studinya ke jurusan Pendidikan Kimia di Jawa Timur. Alasan yang melatarbelakangi ia ingin mendaftarkan diri di jalur Pendidikan ialah cita-citanya yang ingin menjadi seorang guru. Ia selama berkeinginan menjadi seorang guru, tidak pernah memandang gaji apabila ia menjadi guru karena memang ia memiliki hati yang mulia untuk menjadi seorang pengajar. Ia mencoba untuk mendaftarkan dirinya ke Pendidikan kimia melalui jalur SNMPTN atau yang sekarang kita kenal dengan jalur SBMPTN namun pada akhirnya ia tidak diterima di prodi tersebut. Kemudian dia memilih Pendidikan sosiologi karena rekomendasi dari guru privat kimianya yang melihat peluang untuk Dyah menjadi PNS di Tulung Agung. Akhirnya ia mendaftarkan diri di Pendidikan sosiologi UNY melalui jalur SM dan dia langsung keterima. Dyah merupakan mahasiswa Pendidikan sosiologi yang mendapatkan beasiswa PPA semenjak ia masuk menjadi mahasiswa Pendidikan sosiologi yang membuat dia termotivasi untuk terus berprestasi akademik ataupun non akademik. Cara dia mendapatkan beasiswa PPA adalah dengan terus meningkatkan IPKnya selama perkuliahan, dan akhirnya dia dapat mendapatkan gelar sarjananya dalam kurun waktu hanya 3,5 tahun.
Selama Dyah menjadi mahasiswa Pendidikan sosiologi, ia merasakan menjadi pribadi yang lebih bijaksana dalam menjalani kehidupan serta ia juga menjadi pribadi yang tidak mudah mengeluh dan juga dapat melakukan hal-hal secara ajaib sehingga tidak merasa terbebani selama kuliah dan justru dia sangat menikmati perannya selama menjadi mahasiswa Pendidikan sosiologi. Dyah merupakan seseorang yang tangguh, orang yang tak mengenal arti kata mengeluh. Selama berkuliah beliau telah membuat planning selama perkuliahan, untuk kuliah ditahun pertama ia memfokuskan diri agar mendapatkan beasiswa dan hal itu diraih saat ketika dia harus masuk ke dalam organisasi. Organisasi yang dia geluti saat itu adalah Hima Dilogi yang dimana ia masuk kedalam divisi penelitian / PPM namanya sekarang. Dari bidang penelitian itu, dia merambah keluar dan berkonsentrasi dirumah singgah atau anak-anak jalanan dan pernah mewakili Pendidikan Sosiologi ke tingkat Fakultas untuk menjadi delegasi peserta lomba debat. Untuk tahun kedua, dia tetap memilih untuk diorganisasi namun tidak semaksimal ditahun pertamanya, karena dia juga harus merambah kedunia kerja untuk menunjang kehidupannya di Yogyakarta. Dia merupakan pribadi yang pekerja keras dan senantiasa mengerti akan kondisi kehidupannya, ditahun ketiga, dia tidak melanjutkan untuk bekerja, karena dia lebih konsen untuk studinya yaitu denga cara memaksimalkan diri di KKN ataupun PPL/PLP sekarang namanya, terakhir ditahun ke empatnya ia memfokuskan tujuannya untuk menyelesaikan skripsinya hanya dalam waktu 3,5 tahun dan mendapatkan predikat cumlaude karena IPKnya 3,84.
Sekali lagi, Dyah merupakan pribadi yang mandiri, selama ia menjadi mahasiswa Pendidikan sosiologi. Dyah merupakan salah satu orang yang harus membiayai kuliahnya sendiri karena ia tidak mendapatkan bantuan yang cukup dari orang tuanya selama ia menjadi mahasiswa. Dia mengandalkan uang tabungan untuk kuliah dan dia akhirnya memutuskan untuk kerja demi menunjang kehidupannya di Yogyakarta. Untuk biaya kuliah dia mengandalkan dari beasiswa PPA yang ia terima selama kuliah. Memang tidak dapat dipungkiri bahwasannya finansial adalah hambatan terbesar untuk mewujudkan semuanya, tapi dia bisa mengatasinya.
Kunci kesuksesan Dyah dalam berkarya dan yang harus dicontoh serta diteladani untuk mahasiswa aktif khususnya Pendidikan Sosiologi ialah harus fokus pada tujuan apa yang ingin dicapai, kemudian mengerti passion diri, dan dia juga tau apa yang dia butuhkan selama meraih kesuksesannya serta dia dapat memaksimalkan potensinya untuk meraih semuanya walaupun banyak hambatan yang ada. Fokus ke apa yang ingin dicapai dan setelah tercapai baru mengejar hal-hal yang lainnya. Setelah lulus dari studinya, Dyah langsung melihat peluang yang ada yaitu dengan mengikuti SM3T dan dia tidak berfikir lama untuk mendaftarkan dirinya kesana. Karena memang dia ingin menjadi sosok pengajar dan dia melakukan hal yang tepat pada waktu itu. Dia ingin menciptakan sebuah sekolah negeri, mengingat dia memiliki segudang pengalaman dan dia termotivasi untuk mengembangkan sekolah negeri yang berkualitas dan nantinya akan diminati oleh banyak orang.
Untuk kalian mahasiswa aktif Pendidikan Sosiologi UNY, apapun yang didapatkan sekarang, harus dijalani dengan baik, harus melihat kesempatan yang ada dari Allah karena kita tidak tahu kesempatan yang mana saja yang akan membuat kita suskes. Harus percaya dengan kemampuan dan kualitas kita serta doa yang harus kalian utamakan untuk mencapai semuanya.



Sasiana Gilar Apriantika
Sasiana Gilar Apriantika adalah alumni mahasiswa Pendidikan sosiologi angkatan 2009 dan ia merupakan anak Hima dan menjadi Kadiv PPM dan merupakan mahasiswa yang dapat lulus 3,5 tahun pada tahun 2013 dan setelah itu melanjutkan studi S2nya di UGM hingga akhirnya lulus pada tahun 2015 dan kembali lagi ke Pendidikan sosiologi UNY menjadi dosen pada tahun ajaran 2018/2019. Awalnya Sasiana memilih masuk prodi Pendidikan sosiologi karena dia sangat suka dengan pelajaran sosiologi kemudian sang guru yang mengajar ia juga sangat support ke sasiana untuk melanjutkan studinya di Pendidikan sosiologi. Kenapa memilih sosiologi Pendidikan dari pada sosiologi murni yaitu karena ia menerima dan telah mempertimbangkan secara matang arahan guru BKnya dan dia tertarik karena Pendidikan sosiologi itu merupakan jalan agar dapat terarah langsung untuk menjadi guru. Ia adalah sosok orang yang dari awal sudah menetapkan pilihan langsung ke Pendidikan sosiologi UNY melalui jalur SNMPTN/SBMPTN pada zaman sekarang.
Manfaat selama sasiana menimba ilmu di sosiologi ialah dia menjadi dapat belajar tentang kajian sosiologi serta dapat menjadi pribadi yang lebih kritis dari pada sebelumnya. Lebih dapat melihat dari semua arah terkait fenomena sosial yang ada dimasyarakat dan dapat mengkaitannya dengan teor-teori yang ada disosiologi. Contohnya dahulu yang sering menilai seseorang karena perbedaannya dimasyarakat, sekarang sudah dapat melihat dari berbagai sudut pandang dan cara mengatasinya serta mengerti kalau setiap manusia memiliki kebebasan individu. Hal-hal menarik yang pernah sasiana dapatkan selama menjadi mahasiswa ialah dia dimana dapat mengikuti seperti lomba penelitian FIS serta bidang kepenulisan lainnya ditempat yang berbeda-beda, dan ia lebih banyak menghabiskan waktunya di dalam organisasi Hima untuk selalu membuat Hima Dilogi semakin berkembang. Kalau untuk urusan  akademik ia dari awal masuk kuliah sampai akhirnya dia mendapatkan predikat sarjana, ia masih cumlaude sejak awal dan ia selalu mendapatkan beasiswa PPA selama perkuliahan di UNY hingga lulus.
Akses untuk mencari informasi perlombaan saat kurang, hal itu merupakan hambatan yang besar karena kita tidak lebih terbuka akan lomba-lomba dikampus kampus lainnya, pembagian waktu merupakan hambatan juga apalagi mahasiswa harus dituntut bagus diakademik ataupun organisasi yang di ikuti. Solusi, melakukan diskusi kecil terkait tugas ataupun pembahasan untuk pemahaman materi serta karena selalu bertemu dan dalam pemafatan waktu sehari hari harus benar benar dibagi rata kedalam perkuliahan, main ataupun organisasi. Untuk penelitian ya seharusnya memang lebih sering mencari perlombaan dan memanfaatkan JMSJ untuk mengetahui perlombaan yang sudah ada di kampus lain dengan itulah kita dapat membangun relasi yang kuat karena relasi sangatlah penting untuk berprestasi dalam karir. Dari awal sasiana suka untuk menjadi pengajar, makannya itu ia langsung mengambil peluang yang ada untuk melanjutan studinya ke jenjang S2. Ia melanjutkan studinya juga tidak lepas karena mendapatkan beasiswa S2 dan ia tanpa banyak berfikir langsung mendaftarkan diri dan melihat kesempatan yang ada untuk keterima S2 UGM.   
Target yang akan saya capai setelah apa yang saya sudah terima selama ini ialah mengabdi ke alumni melalu fondasi, serta mengembangkan sesuatu yang telah sangat berjasa untuk karir saya yaitu prodi pendidikan sosiologi dan target lainnya yaitu menikah. Mahasiswa yang sedang  dalam penyusunan skripsi disarankan untuk selalu membuka laptop untuk melanjutkan skripsi setiap hari walaupun selembar dua lembar hasil yang didapatkan. Kemudian untuk mahasiswa aktif yaitu manfaatkanlah segala fasilitas kampus, mengakses jurnal serta mengakses wifi untuk menunjang pengetahuan dan kembangkan jaringan untuk manfaat yang akan kita tuai selama bertahun-tahun kedepan lalu carilah aktifitas lainnya yang bisa kamu ekplorer semua  passion kamu dan bakat kamu. Dan ingat jangan jadikan kampus hanyalah satu-satunya sumber pengetahuan maka berkunjunglah keperpustakaan dan mengadakan diskusi kelompk kecil serta selalu bertanya kepada yang lebih memahami ataupun menguasai materi. Dan jangan lupa tekunilah hobimu untuk kegiatan produktif mu, carilah hobi dan kembangkan bakatmu untuk menunjang kehidupanmu didunia kerja dan kamu akan lebih memiliki nilai tambah dari orang lainnya yang tidak memiliki bakat yang telah kamu gali dan asah selama menjadi mahasiswa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar