Rabu, 28 Agustus 2019

Tokoh Sosiologi


TALCOTT PARSONS
Oleh : Aisyah Lusi Herawati
Tokoh peletak sosiologi modern, salah satunya Talcott Parson yang lahir pada tahun 1902 di Colorado Springs, kota kecil di Amerika Serikat bagian tengah. Ayah Parsons merupakan pendeta kongregasional dan profesor pada sekolah teologi, karena itu, latar belakang kehidupan Parsons banyak dipengaruhi lingkungan religius protestantisme asketik. Karir keilmuan Parsons pertama kali tidak berhubungan langsung dengan sosiologi. Pada tahun 1920, ia masuk ke Amherst College, Massachusetts, dengan tujuan ingin menjadi ahli kedokteran atau bilogi. Akan tetapi, ia kemudian masuk ke sekolah ekonomi kelembagaan, yakni kajian ekonomi politik, studi atas konsekuensi-konsekuensi sosial dari proses-proses ekonomi.
Setelah lulus dari Amherst, Parsons melanjutkan sekolah di London School of Economics. Di sinilah Parsons banyak belajar tentang antropologi dari Malinowski dan A.R. Radcliffe-Brown yang akhirnya menimbulkan beragam keingintahuan Parsons atas pendekatan-pendekatan fungsionalisme. Bisa dikatakan bahwa analisis fungsional yang dikembangkan Parsons didorong keinginan untuk menggabungkan dua minat utamanya, yakni sosiologi dan biologi. Pada tahap berikutnya, Parsons tertarik dan mengubah pandangan sosiologisnya pada ilmuan sosial Jerman. Keinginan ini tidah lepas dari keinginan Parsons mengambil progam doktor di Universitas Heildeberg. Di sana Parsons menikmati iklim akademik di bawah kendali tradisi Max Weber. Disertasi Parsons tentang A Comparison of Weber’s and Sombart’s Explanation of the Rise of Capitalism menunjukkan pengaruh tersebut. Parsons  juga menerjemahkan buku Max Weber yang  berjudul Protestan Ethic and Spirit of Capitalism (Etika Protestan Semangat Kapitalisme).
Tahun 1927, Parsons adalah instruktur dalam ekonomi di Amherst. Ia mulai bekerja dalam tingkatan yang sama di Harvard pada tahun berikutnya. Di Harvard pula Parsons mengembangkan gagasan-gagasan ekonominya. Sebagai profesor sosiologi, Parsons memimpin departemen hubungan sosial (department of social relation) di Harvard sampai tahun 1946. Departemen ini, pandangan dan wawasan Parsons tentang ilmu sosial semakin kuat, sebab dari jurusan inilah yang memungkinkan ia berinteraksi dengan berbagai displin ilmu. Namun, perhatian pada sosiologi yang begitu besar, juga perhatiannya terhadap kegagalan sebagian besar teori ekonomi dalam mengatasi konsekuansi-konsekuensi sosial dari kebijakan ekonomi, mendorongnya untuk menelaah karya-karya para ekonom yang menggarap basis sosial bagi tindakan ekonomi. Karir keilmuan Parsons pada awalnya tidak menonjol, tetapi setelah publikasi bukunya yang berjudul The Structure of Social Action (1937) barulah reputasi keilmuannya diperhitungkan banyak pihak.
Dengan mengutip Malinowski dan Radcliff-Brown, Parsons menjelaskan tentang lembaga-lembaga kemanusiaan yang berjalan dan berkembang atas dasar fungsinya bagi kelangsungan hidup masyarakat-masyarakat tertentu. Dalam tulisan Parsons tentang Struktur Tindakan Sosial, Parsons menyebutkan ilmuan-ilmuan besar yang dikaguminya yang  memiliki kajian tersendiri. Mereka adalah Alfred Marshall, Emile Durkheim, Vilvredo Pareto, dan Max Weber. Walaupun Parsons hidup di zaman yang hampir sama, tetapi mereka tidak saling mempengaruhi. Dari sisi cara berpikir, bisa dikataka bahwa Parsons mengakui 3 pendekatan, yaitu empirisme, utiliarianisme, dan interpretatif Weber.

Sumber : Susilo, Rachmad K. Dwi. 2016. 20 Tokoh Sosiologi Modern. Yogyakarta: Ar Ruzz Media

Tidak ada komentar:

Posting Komentar