TALCOTT PARSONS
Oleh : Aisyah Lusi Herawati
Tokoh peletak sosiologi modern, salah satunya Talcott Parson yang lahir pada tahun 1902
di Colorado Springs, kota kecil di Amerika Serikat bagian tengah. Ayah Parsons
merupakan pendeta kongregasional dan profesor pada sekolah teologi, karena itu,
latar belakang kehidupan Parsons banyak dipengaruhi lingkungan religius
protestantisme asketik. Karir keilmuan Parsons pertama kali tidak berhubungan
langsung dengan sosiologi. Pada tahun 1920, ia masuk ke Amherst College,
Massachusetts, dengan tujuan ingin menjadi ahli kedokteran atau bilogi. Akan
tetapi, ia kemudian masuk ke sekolah ekonomi kelembagaan, yakni kajian ekonomi
politik, studi atas konsekuensi-konsekuensi sosial dari proses-proses ekonomi.
Setelah lulus dari Amherst, Parsons melanjutkan sekolah di London School of Economics. Di sinilah
Parsons banyak belajar tentang antropologi dari Malinowski dan A.R.
Radcliffe-Brown yang akhirnya menimbulkan beragam keingintahuan Parsons atas
pendekatan-pendekatan fungsionalisme. Bisa dikatakan bahwa analisis fungsional
yang dikembangkan Parsons didorong keinginan untuk menggabungkan dua minat
utamanya, yakni sosiologi dan biologi. Pada tahap berikutnya, Parsons tertarik
dan mengubah pandangan sosiologisnya pada ilmuan sosial Jerman. Keinginan ini
tidah lepas dari keinginan Parsons mengambil progam doktor di Universitas Heildeberg.
Di sana Parsons menikmati iklim akademik di bawah kendali tradisi Max Weber.
Disertasi Parsons tentang A Comparison of
Weber’s and Sombart’s Explanation of the Rise of Capitalism menunjukkan
pengaruh tersebut. Parsons juga
menerjemahkan buku Max Weber yang
berjudul Protestan Ethic and
Spirit of Capitalism (Etika Protestan Semangat Kapitalisme).
Tahun 1927, Parsons adalah instruktur dalam
ekonomi di Amherst. Ia mulai bekerja dalam tingkatan yang sama
di Harvard pada tahun berikutnya. Di Harvard pula Parsons mengembangkan gagasan-gagasan ekonominya. Sebagai
profesor sosiologi, Parsons memimpin departemen hubungan sosial (department of
social relation) di Harvard sampai tahun 1946. Departemen ini, pandangan dan
wawasan Parsons tentang ilmu sosial semakin kuat, sebab dari jurusan inilah
yang memungkinkan ia berinteraksi dengan berbagai displin ilmu. Namun,
perhatian pada sosiologi yang begitu besar, juga perhatiannya terhadap
kegagalan sebagian besar teori ekonomi dalam mengatasi konsekuansi-konsekuensi
sosial dari kebijakan ekonomi, mendorongnya untuk menelaah karya-karya para
ekonom yang menggarap basis sosial bagi tindakan ekonomi. Karir keilmuan
Parsons pada awalnya tidak menonjol, tetapi setelah publikasi bukunya yang
berjudul The Structure of Social Action
(1937) barulah reputasi keilmuannya diperhitungkan banyak pihak.
Dengan mengutip Malinowski dan Radcliff-Brown,
Parsons menjelaskan tentang lembaga-lembaga kemanusiaan
yang berjalan dan berkembang atas dasar fungsinya bagi kelangsungan hidup
masyarakat-masyarakat tertentu. Dalam tulisan Parsons tentang Struktur Tindakan
Sosial, Parsons menyebutkan ilmuan-ilmuan besar yang dikaguminya yang memiliki kajian tersendiri. Mereka adalah
Alfred Marshall, Emile Durkheim, Vilvredo Pareto, dan Max Weber. Walaupun
Parsons hidup di zaman yang hampir sama, tetapi mereka tidak saling
mempengaruhi. Dari sisi cara berpikir, bisa dikataka bahwa Parsons mengakui 3
pendekatan, yaitu empirisme, utiliarianisme, dan interpretatif Weber.
Sumber : Susilo, Rachmad K. Dwi. 2016. 20 Tokoh Sosiologi Modern. Yogyakarta:
Ar Ruzz Media
Tidak ada komentar:
Posting Komentar