Rabu, 28 Agustus 2019

Fiksi (Puisi)


DARAH JUANG RANTAUAN
Nur Anisa Risqi Ramadhani

Hari demi hari telah dilewati
Yang tak lepas dari penuhnya ketulusan hati
Kini, esok dan kemudian nanti..
Akan kami buktikan hasil rantauan ini

Ayah.. Ibu..
Kini anakmu sedang berjuang diranah baru
Do'a serta ridho mu pasti kan kutunggu
Demi kelak, rezeki slalu tercurah padaku

Rindu...
Terkadang sering menghantui perasaan
Ditambah lika-liku dunia perantauan
Hanya satu kekuatan hati yang tertanamkan
Agar selalu syukur disetiap keadaan

Pagi siang senja hingga malampun menjadi saksi
Bersama pemberi ilmu yang senantiasa kami hormati
Dan dari sinilah kehidupan kami mulai berarti
Darah juang rantaun kami, mahasiswa pengabdi




Umpatan Awal dan Akhir
Oleh : Ihda Agustio Devanda N. K.

Aku tidak tahu sekarang kita bagaimana
Nahas dijalani sampai sejauh ini
Jika aku memang tahu akhir
Ini bukan kuasaku menentukan takdir
Nuansa cinta yang berbeda
Gundah antah berantah
Aku tidak sakral seperti kitab
Alunan makna pengahancur rasa
Gejolak naik turun tak terhentikan
Luarku riang dalamku usang
Pahit seperti kopi yang tersisa ampas
Perhatian kuberikan dengan suka
Kesakitan kau berikan lewat laknat
 


JOGJA
Oleh Reza Zain Ananta

Selamat datang kawanku
Di ibu kota rindu
Di pusat kota syahdu
Yang kelak jadi candu

Tempat kamu akan jatuh cinta
Dengan sapa lemah lembut insannya
Senada syahdu melodi kotanya
Benar itu Yogyakarta

Jogja bagiku adalah syahdu
Jogja bagiku adalah candu
Jogja bagiku adalah rindu
Yang jelas Jogja itu kamu






Tidak ada komentar:

Posting Komentar