Rabu, 09 Juni 2021

Fokus: Keefektifan Pembelajaran Online

Keefektifan Pembelajaran Online

Pandemi Covid-19 telah memberikan dampak besar pada berbagai bidang, salah satunya pendidikan. Tak sedikit sekolah bahkan perguruan tinggi yang akhirnya menutup rutinitas akademiknya demi memutus mata rantai penularan Covid-19 yang sampai dengan saat ini sudah menjangkit puluhan juta orang di seluruh dunia. Walaupun berbagai jenis vaksin Covid-19 telah disuntikkan, namun nyatanya lonjakan kasus Covid-19 tetap saja terjadi di banyak negara.

Pemerintah pusat melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah membatasi perguruan tinggi untuk melaksanakan perkuliahan tatap muka. Bukan tanpa alasan, pembatasan ini bukan serta merta menghentikan proses belajar, menutup kampus bukan berarti mendeskriditkan pendidikan, menghentikan perkuliahan bukan berarti tidak peduli dengan masa depan bangsa, tapi ini semua demi kebaikan bersama agar pandemi Covid-19 ini segera berakhir dan kehidupan di kampus bisa kembali normal. Hal ini sudah selayaknya menjadi perhatian karena aktivitas pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting.

Prof. Dr. Sutrisna Wibawa, M.Pd., mantan Rektor Universitas Negeri Yogyakarta, menjelaskan bahwa pembelajaran online sebenarnya adalah sebuah media, media menggunakan online atau offline. Terdapat model e-learning, e-learning adalah seperangkat pembelajaran mulai dari tujuan, materi, interaksi, dan evaluasi, kemudian semua dikemas dalam satu modul lalu menggunakan aplikasi e-learning. Beragam pilihan aplikasi untuk perkuliahan daring diantaranya zoom, google classroom, email, dll.

Semua hal pasti ada sisi positif dan negatif tak terkecuali pembelajaran online. Positifnya, dapat dilakukan secara masif. Hal ini positif sekali karena lebih efisien dan meningkatkan kemandirian siswa. Sisi negatifnya, masyarakat belum siap atau kaget dengan budaya baru, fasilitas belum merata seperti masalah sinyal atau jaringan. Terdapat daerah yang jika ingin mendapat sinyal bagus harus berada di gunung atau dataran tinggi. Hal ini membuktikan bahwa terdapat masalah fasilitas internet yang masih terbatas. Oleh karena itu, pemerintah dalam jangka cepat lewat program menteri pendidikan dan kebudayaan akan melakukan digitalisasi sekolah sehingga fasilitas atau hardware-nya tercukupi. Jika perbaikan masalah tidak kunjung dilaksanakan tanpa ada peningkatan maka siswa akan tetap mengalami kesulitan. Guru atau dosen saja harus mencari tempat yang sinyalnya bagus, apalagi siswa yang tinggal di daerah pelosok.

Untuk keefektifan pembelajaran online ini semua komponen sistem harus bergerak agar aktivitas guru, dosen, dan mahasiswa bisa dialakukan secara maksimal. Setelah itu akan dilakukan evaluasi agar kita dapat mengukur efektivitas sebuah sistem.


Referensi: 

Dewantara, Jagad Aditya, and T. Heru Nurgiansah. "Efektivitas Pembelajaran Daring di Masa Pandemi COVID 19 Bagi Mahasiswa Universitas PGRI Yogyakarta." Jurnal Basicedu 5.1 (2021): 367-375.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar