Keefektifan Pembelajaran Online
Pandemi Covid-19 telah memberikan dampak besar pada
berbagai bidang, salah satunya pendidikan. Tak sedikit sekolah bahkan perguruan tinggi yang
akhirnya menutup rutinitas akademiknya demi memutus mata rantai penularan Covid-19
yang sampai dengan saat ini sudah menjangkit puluhan juta orang di seluruh
dunia. Walaupun berbagai jenis vaksin Covid-19 telah
disuntikkan, namun nyatanya lonjakan kasus Covid-19 tetap saja terjadi di
banyak negara.
Pemerintah pusat melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah membatasi
perguruan tinggi untuk melaksanakan perkuliahan tatap muka. Bukan tanpa alasan,
pembatasan ini bukan
serta merta menghentikan proses belajar, menutup kampus bukan
berarti mendeskriditkan pendidikan, menghentikan perkuliahan bukan berarti
tidak peduli dengan masa depan bangsa, tapi ini semua demi kebaikan bersama
agar pandemi Covid-19 ini segera berakhir dan kehidupan di kampus bisa kembali
normal. Hal ini sudah selayaknya menjadi perhatian karena aktivitas pendidikan
merupakan suatu hal yang sangat penting.
Prof. Dr. Sutrisna Wibawa, M.Pd., mantan
Rektor Universitas Negeri Yogyakarta, menjelaskan bahwa pembelajaran online sebenarnya adalah
sebuah media, media menggunakan online atau offline. Terdapat model e-learning,
e-learning adalah seperangkat pembelajaran mulai dari tujuan, materi,
interaksi, dan evaluasi, kemudian semua dikemas dalam satu modul lalu
menggunakan aplikasi e-learning. Beragam pilihan aplikasi untuk
perkuliahan daring diantaranya zoom, google classroom, email, dll.
Semua hal pasti ada sisi positif dan negatif tak
terkecuali pembelajaran online. Positifnya, dapat dilakukan secara masif. Hal ini
positif sekali karena lebih efisien dan
meningkatkan kemandirian siswa.
Sisi negatifnya, masyarakat belum siap atau kaget dengan budaya baru,
fasilitas belum merata seperti masalah sinyal atau jaringan. Terdapat
daerah yang jika ingin mendapat sinyal bagus harus berada di gunung atau
dataran tinggi. Hal ini membuktikan bahwa terdapat masalah fasilitas internet
yang masih terbatas. Oleh karena itu, pemerintah dalam jangka cepat lewat program menteri pendidikan dan kebudayaan akan melakukan digitalisasi sekolah sehingga fasilitas atau hardware-nya
tercukupi. Jika perbaikan masalah tidak kunjung dilaksanakan tanpa ada
peningkatan maka siswa akan tetap
mengalami kesulitan. Guru
atau dosen saja harus mencari tempat yang sinyalnya bagus,
apalagi siswa yang tinggal di daerah pelosok.
Untuk keefektifan pembelajaran online ini semua komponen sistem harus bergerak agar aktivitas guru, dosen, dan mahasiswa bisa dialakukan secara maksimal. Setelah itu akan dilakukan evaluasi agar kita dapat mengukur efektivitas sebuah sistem.
Referensi:
Dewantara, Jagad Aditya, and T. Heru Nurgiansah. "Efektivitas Pembelajaran Daring di Masa Pandemi COVID 19 Bagi Mahasiswa Universitas PGRI Yogyakarta." Jurnal Basicedu 5.1 (2021): 367-375.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar