Kondisi Pembelajaran Saat Ini
(Bapak Grendi Hendrastomo, S.Sos, M.M. M.A.)
Setelah pandemi
berlangsung satu tahun lebih, pembelajaran masih tetap sama karena ketiadaan
pilihan, yaitu dengan tetap menggunakan model pembelajaran daring. Walaupun
demikian, terdapat perbedaan dalam penerimaan pembelajaran daring. Secara
positif, masyarakat atau peserta didik telah terbiasa dengan pola pembelajaran
daring yang dikembangkan, guru serta dosen pun mulai familiar dan terbiasa
dengan pembelajaran daring yang dibuktikan dengan adanya ragam cara penyampaian
baik secara sinkron atau asinkron. Sedangkan sisi negatifnya terdapat kerinduan
pada pembelajaran luring. Peserta didik sudah mulai bosan karena terus menerus belajar
secara daring. Di samping itu, kondisi jaringan internet dan peralatan yang
terbatas tetap saja menjadi kendala. Pada tingkat pendidikan tinggi (SMA/PT),
pembelajaran daring dapat dikatakan minim permasalahan karena pola pembelajaran
mandiri sudah dapat diterapkan, tetapi di tingkat bawah masih terdapat kesulitan
karena kebutuhan pendampingan tidak dapat dilakukan secara optimal oleh guru
dan orang tua.
Karena ketiadaan
pilihan, (kecuali luring terbatas) maka pembelajaran daring selama pandemi
masih menjadi pilihan utama. Pelajar perlu menyikapi kondisi tersebut dengan
berupaya menumbuhkan kesadaran untuk belajar secara mandiri sesuai dengan
tuntunan dalam proses pembelajaran daring yang telah ditetapkan. Orang tua
perlu menyikapi dengan memberikan lingkungan belajar yang kondusif serta memberikan
support dan motivasi sekaligus melakukan
proses pendampingan. Memberikan support
diperlukan untuk mencegah learning loss
dan hilangnya motivasi belajar pada anak. Hanya saja hal tersebut tidak mudah
karena orang tua juga dituntut untuk bekerja sehingga pendampingan yang
dilakukan pun akan kurang optimal. Bahkan terkadang orang tua juga kesulitan
untuk membantu anak karena pengetahuan yang dimiliki terbatas. Kondisi ini
dapat disikapi dengan kebijakan pemerintah untuk memetakan permasalahan yang
ada sekaligus mendorong solusi yang dimunculkan dari lingkungan sekitar. Upaya
lain yang dapat dilakukan yaitu dengan memanfaatkan komunitas yang ada untuk
membantu siswa dalam belajar, membuat kebijakan di tingkat mikro melalui penyediaan
jaringan sekaligus membuat kebijakan yang dikhususkan bagi mahasiswa atau siswa
SMA untuk dapat turut membantu adik-adiknya di tingkatan pendidikan yang lebih
rendah.
Kebijakan bantuan
kuota tetap bisa dipertahankan dengan catatan tidak perlu adanya pembatasan
dalam pemakaiannya, mengingat pembelajaran daring semakin variatif dalam hal penggunaan
platformnya. Kemudian juga perlu adanya pemetaan kebutuhan. Tidak semua
kemudian mendapatkan kuota, tergantung kondisi daerah setiap peserta didik. Memanfaatkan
dinas-dinas untuk melakukan pemetaan dan memberikan kewanangan kebijakan yang
berbeda-beda sesuai dengan kondisi daerah. Langkah lainnya untuk mengatasi
permasalahan jangkauan materi karena adanya kendala jaringan yaitu dengan mendorong
guru mengembangkan modul yang bisa dimanfaatkan secara daring, tetapi juga bisa
membantu siswa apabila terkendala sinyal (bisa dicetak dan diberikan ke siswa).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar