Minggu, 21 April 2019

Kaum Milenial Sebagai Bonus Demografi Politik


Oleh: Asfi Hanifah
Menjelang Pemilu 2019 warga negara Indonesia memberikan hak pilihnya untuk memilih calon pemimpin baik presiden maupun pemimpin daerahnya. Munculnya berbagai berita di media sosial menyebabkan kaum millenial harus berhati–hati agar tidak terprovokasi dengan berita hoax yang beredar. Jika mereka dengan begitu mudah percaya dengan berita hoax tersebut, maka tidak menutup kemungkinan menimbulkan golput akibat hal-hal yang  dilontarkan netizen terhadap para calon pemimpin. Selain itu, kaum millenial perlu mengenal calon pemimpin mereka dengan baik. Calon pemimpin yang pantas, dilihat dari visi misi mereka apakah membangun negeri ini kedepan dengan perbaikan dan pro rakyat atau sebaliknya.
Kaum millenial diharapkan tidak hanya mengetahui calon presiden saja tetapi perlu memperhatikan calon legislatif (caleg), mereka juga yang membangun dan memimpin daerah. Namun, banyak caleg yang tidak mengutarakan visi misi mereka padahal hal itu sangat penting untuk mengetahui program apa saja yang akan dilaksanakan oleh caleg nanti jika terpilih. Profil, program, dan visi misi para calon pemimpin sudah banyak yang beredar akan tetapi situs resmi Komisi Pemilihan Umum belum meneerbitkan semua hanya beberapa saja. Hal ini dapat mengurangi semangat keterbukaan informasi bagi publik dan transparansi pemilu 2019.
Dalam UU No. 7 Tahun 2017, Pemilihan umum mengharapkan adanya keterbukaan informasi bagi publik seperti pada pasal 14c tentang Pemilu bahwa KPU berkewajiban menyampaikan informasi penyelenggaraan pemilu kepada masyarakat. Hal ini menyebabkan banyak masyarakat yang ragu dan bingung untuk memilih sehingga dimungkinkan terjadinya asal memilih pemimpin. Apalagi di kalangan kaum millenial, sangat minim pengetahuan tentang siapa pemimpin daerah mereka sebab konten yang sering bermunculan di media sosial hanya berisikan pemilu presiden saja.
Untuk itu, kita sebagai generasi muda perlu meningkatkan kesadaran politik dengan cara menebarkan konten positif di media sosial yang menumbuhkan optimisme bangsa agar terwujudnya proses demokrasi yang damai dan  bermartabat. Selain itu, diharapkan dalam pemilu 2019 partisipasi generasi muda meningkat di bidang politik dan menggunakan hak pilihnya guna menjamin keberlanjutan pembangunan nasional melalui kepemimpinan nasional.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar