Minggu, 21 April 2019

Konflik dalam Bingkai Politik


                                                       Oleh : Dedy Yulianto
Menurut Prof. Dr. Ajat Sudrajat, M.Ag. Politik tidak akan bisa lepas dari kehidupan kita dimasyarakat dan politik tidak akan lepas dari setiap individu apalagi sebuah kelompok. Serta seorang yang dikatakan netral dalam bepolitik juga disebut seorang yang berpolitik, apalagi seorang yang sudah mengikuti suatu kebijakan partai tertentu.
Menurut beliau mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial sudah semestinya literasi atau melek politik  yang dikuasai dan dibangun sejak kehidupan yang lebih awal. Misalnya mahasiswa sudah berada didalam sebuah universitas dan tentunya informasi yang masuk pastinya sangat deras  sehingga mereka tidak bisa apriori, tidak bisa diam, dan tidak bisa acuh. Jadi mahasiswa harus berfikir tentang kehidupan politik yang terjadi selama ini, meskipun barangkali ada mahasiswa yang belajar lebih dalam tentang politik yang ada dikampus baik ditingkat fakultas, universitas dan cakupan yang lebih luas lagi. Saya yakin, mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial merupakan pribadi yang intelektual inmeking dalam artian seorang yang dalam proses untuk menjadi intelektual yang sebenarnya.
Sesuatu yang harus dilakukan oleh seorang mahasiswa ialah idealisme mahasiswa yang sangat luar biasa, itulah yang diharapkan bapak untuk mensejahterakan, memakmurkan dan menciptakan pendidikan murah di masyarakat, karena mereka belum terikat dengan kepentingan siapapun dan masih menjadi penggerak utama dalam penegakan kehidupan perpolitikan yang lebih baik lagi untuk masa depan. Kemudian yang terpenting idealisme pada pembukaan UUD 1945 itulah yang harus diwujudkan oleh mahasiswa dalam mencapai kesejahteraan, kemakmuran serta pendidikan murah bagi masyarakat.
Dalam mencapai berbagai keselarasan dan keberaturan politik yang baik dan menjunjung politik yang bersih seringkali dimasyarakat tidak akan lepas dari isu-isu politik yang dimana meresahkan masyarakat yang berdemokrasi. Menurut beliau politik uang dianggap penyakit kita semua, dimana seorang politisi yang ingin mendapatkan dukungan untuk mencapai posisi tertentu. terkadang untuk mencapai hal tersebut mereka menggunakan cara-cara yang tidak semestinya. Seharusnya kapasitas, kemampuan dan kualitas yang memberikan jalan untuk mencapai posisi tertentu tersebut. Tetapi seringkali ketika 3 aspek tersebut tidak terpenuhi, sehingga cara lain yang digunakan tidaklah yang semestinya yaitu dengan membujuk orang lain dengan cara memberikan sesuatu kepada masyarakat pemilih sehingga dia tertarik memberikan suara dan hal itu merupakan diluar koridor yang seharusnya. Untuk mencapai suatu posisi tertentu, politisi seharusnya melakukan program-program yang berkualitas dan mendorong masyarakat membangun kapasitas yang ada dimasyarakat yang bersangkutan. Tapi hal demikian lebih kepada semua bagian masyarakat yang pragmatis. Kepentingan pragmatis para politisi dan kepentingan pragmatis dimasyarakat sama-sama membuat politik uang terus menerus berlangsung. Disinilah dilema yang sering kali menjerat kedua belah pihak karena belum sejahteranya tingkat ekonomi disuatu masyarakat.
Beliau juga menghimbau cara-cara mengatasi hal-hal yang tidak semestinya itu dengan cara pihak-pihak netral memberikan pencerahan kepada masyarakat melalui penyuluhan yang dilakukan tentang politik kemudian sosialisasi tentang politik uang yang sudah meresahkan negeri yang dapat dimulai dari tingkat RT, desa, sampai dengan tingkat nasional. Kemudian pihak netral tersebut seharusnya memberi informasi kepada masyarakat yang harus mereka lakukan dalam mengatasi serta menindaklanjuti adanya politik uang.
Beliau juga menyampaikan harapannya terhadap perpolitikan di Indonesia dengan terealisasinya tujuan yang ingin mereka lakukan sesuai ideologi negara dengan melihat visi dan misi yang telah mereka utarakan serat janji-janji yang diberikan dan wujudkan masyarakat yang sejahtera dengan berbagai cara yang baik dan benar sesuai UUD 1945.
Bapak Ajat juga tidak lupa memberikan harapan terhadap mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta khususnya mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial agar mempunyai kecerdasan ketika melihat politik yang berkembang di Indonesia saat ini. Paling tidak mereka dapat menganalisis perkembangan politik itu dan ketika sudah lepas dari lembaga kampus ini, mereka sudah punya bekal yang cukup untuk mewadahi mereka ketika memilih pilihan politiknya yang dimana berpacuan dengan apa yang sudah diperoleh sejak mereka ada dan belajar tentang politik dikampus, sehingga mereka lebih matang dalam berpolitik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar